DEMO RICUH KEJARI MALANG DI LEMPAR TOMAT, TELUR DAN HADIAH 3 TIKUS

Ratusan mahasiswa saat dihadang polisi untuk masuk ke kantor Kejari Kota Malang, Jawa Timur. Dalam aksi itu 5 mahasiswa diketahui luka dikepala dan Kajari setempat dihadiahi tikus. Senin (14/1/2013)

 Unjuk rasa oleh ratusan mahasiswa Malang yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Antimafia Hukum (KoMMAH), menggelar aksi di Kejaksaan Negeri (Kejari), Kota Malang, Jawa Timur, berakhir ricuh.

Aksi yang digelar pada Senin (14/1/2013) itu dimulai pukul 11.00 WIB di depan Kejari Kota Malang menuntut Kejari harus bersih dari mafia kasus dan mafia hukum, yang dinilai masih “berkeliaran” di lembaga penegakan hukum tersebut.

Awalnya aksi berlangsung damai. Ratusan pengunjuk rasa bahkan diizinkan untuk masuk halaman Kejari, sementara ratusan polisi sudah bersiaga untuk mengamankan demo tersebut.

Saat di halaman Kejari, mahasiswa berorasi untuk mendesak Kejari menegakkan hukum dengan adil. Mereka juga menuntut pemberantasan mafia kasus (markus) dan mafia hukum di Kejari Kota Malang. Setelah pembacaan tuntutan, mahasiswa mendesak Kajari Kota Malang, Wenny Gustiati mundur.

“Jika tak siap, kami meminta Kajari Kota Malang mundur,” tegas Wawan Eka, koordinator aksi.

KoMMAH, kata Wawan, juga meminta pencopotan segera Kajarai Malang. “Kami juga mendesak KPK, Satgas Mafia Hukum dan Kejagung turun mengusut kasus yang dinilai dikendalikan markus,” katanya.

“Jangan sakiti hati rakyat. Tegakkan hukum seadil-adilnya. Jangan mau dikendalikan oleh oknum mafia hukum dan markus. Kami ke sini hanya menuntut penegakan hukum,” kata Wawan.

Setelah membacakan orasi, peserta langung menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan praktik mafia hukum dan mafia kasus di kalangan kejaksaan.

Usai aksi tersebut, mahasiswa menuntut Kajari Kota Malang, Wenny Gustiati menemui mereka dan memberi pernyataan sikap. Namun saat Wenny hendak berbicara, terjadilah pelemparan tomat dan telur ke arah polisi dan Wenny.

Kericuhan pun pecah. Mahasiswa dan polisi saling mengejar. Terlihat beberapa mahasiswa diseret masuk ke dalam Kantor Kejari.

“Saat itu, ada pemukulan kepada teman-teman hingga luka di kepala. Diduga pelakunya adalah pihak staf Kejari yang tidak terima dilempari tomat,” jelas Sahmawi alias Awing, Humas Aksi,

Lima mahasiswa terluka di kepala dan ada yang luka memar. “Kami mengecam pemukulan itu. Siapapun pelakunya tak seharusnya memukul,” katanya.

Setelah mahasiswa dipukul mundur dan berlarian dari halaman Kejari, mahasiswa tidak terima karena ada lima temannya terluka.

“Akhirnya kita masuk lagi ke halaman Kejari. Untuk meminta pernyataan sikap soal pemukulan tersebut. Akhirnya pihak Kejari meminta maaf, karena khilaf. Kita menerimanya, asal meminta maaf di depan mahasiswa saat itu,” katanya.

Selanjutnya, pihak mahasiswa memberi hadiah tiga ekor tikus sebagai simbol bahwa di Kejari Kota Malang, masih berkeliaran markus dan mafia hukum. “Gagal menuntaskan kasus korupsi,” kata Awing.

Tiga ekor tikus itu diterima langsung oleh Kasi Pidsus Kejari Malang Tri Widodo, Kasi Pidsus Kejari Malang, di depan ratusan mahasiswa saat itu.

Pada kesempatan itu, Tri menyampaikan bahwa Kajari bersedia menemui dan memberikan pernyataan sikap. Tapi malah dilempari tomat dan telur. “Beliaunya tak bersedia lagi, karena terkena lempar telur dan tomat,” akunya.

Semoga, kata Tri setelah menerima hadiah tiga ekor tikus, ke depan kinerja Kejari Kota Malang lebih baik dan lebih profesional. “Siap berantas markus dan siap mengusut kasus yang masuk. Terima kasih kepada mahasiswa. Kami mohon maaf kalau tadi ada mahasiswa yang kena pukul,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these HTML tags and attributes: